TENUN SONGKET








A. Selayang Pandang

Tenun/Sewet Songket Ogan Ilir merupakan kerajinan tradisional khas masyarakat Ogan Ilir dan Sumatera Selatan pada umumnya merupakan hasil industri rumah tangga. Pekerjaan menenun biasanya dilakukan kaum wanita, walaupun akhir-akhir ini kaum pria juga sudah berpartisipasi membuatnya. Songket adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, yaitu dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsin. Tenun ini memiliki berbagai motif, seperti: lepus, jando beraes, bunga inten, tretes midar, pulir biru, kembang suku hijau, bungo cino, bunga pacik, dan lain-lain.
Pembuatan Tenun Songket Ogan Ilir pada dasarnya dilakukan dalam dua tahap, yaitu (1) tahap menenun kain dasar dengan konstruksi tenunan rata atau polos dan (2) tahap menenun bagian ragam hias yang merupakan bagian tambahan dari benang pakan. Masyarakat Amerika dan Eropa menyebut cara menenun seperti itu sebagai inlay weaving system.
Tenun songket umumnya dipakai kaum wanita dalam upacara-upacara perkawinan, resepsi-resepsi resmi, dan acara-acara adat. Songket yang dikenakan seseorang akan menunjukkan status sosial pemakainya.

B. Keistimewaan

Tenun/Sewet Songket Ogan Ilir (dalam bentuk kain atau selendang) sudah terkenal di dalam maupun luar negeri. Tenun ini terbuat dari benang sutera kombinasi benang emas yang ditenun dengan cita rasa seni yang tinggi.
Keistimewaan Tenun Songket Ogan Ilir adalah proses pembuatannya sangat cermat sehingga untuk membuat satu kain dibutuhkan waktu 3-6 bulan. Di samping itu, desainnya tidak selalu sama antara satu pengrajin dengan pengrajin lainnya, tergantung selera mereka masing-masing.

Di Desa Tanjung Pinang, Kecamatan Tanjungbatu, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, Songket dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM).Harga songket di Galery Palembang ptoduk Ogan Ilirsekitar harga Rp. 600.000,- per songket," kata Cik Ima (43), perajin songket di Desa Limbang Jaya, beberapa waktu yang lalu. Cik Ima punya sejumlah orang perajin songket yang menerima upahan membuat songket. Setiap orang bisa menyelesaikan satu songket dalam tempo 4 sampai 7 hari. Rata-rata per orang selesaikan empat buah songket. Harga songket tergantung jenis benang dan halus-kasarnya motif. Kalau benang emasnya jenis kristal dengan motif yang halus, harga jualnya bisa Rp1 juta lebih. Itu harga jual ke pedagang pengumpul. "Kalau jual langsung ke konsumen bisa lebih tinggi Rp200 ribu. Harga jual Rp600 ribu ke pedagang pengumpul, bisa dijual Rp800 ribu jika langsung ke konsumen. 
Secara terpisah, perajin songket lainnya Sauda(37) desa Limbang jaua Kecamatan Tanjung Batu, tengah menyelesaikan songket buatannya, bersama anaknya, pelajar kelas 3 SMA, juga terampil membuat songket. "Pokoknya, songket yang siap selalu saja ada pembelinya. Tak pernah kejadian, songket tak laku terjual," kata Sauda, yang terampil membuat songket sejak jaman sekolah dasar.
Harga pasaran songket di tingkat pengrajin rata-rata Rp600 ribu. Sedangkan untuk upah pembuatan songket rata-rata Rp.160 ribu per songket, dengan rincian: untuk sarung bawahan Rp100 ribu dan untuk selendang upahnya Rp60 ribu. Yeni Yunita, salah seorang pengrajin songket cilik warga desa yang sama, masih kelas 1 SMP, mengaku dalam seminggu ia bisa menyelesaikan pembuatan satu songket dengan upah Rp160 ribu.
"Wah, lemak nian (senang sekali), bisa selesaikan satu songket dalam satu minggu dan dapat uang Rp160 ribu. Kerja satu bulan pacaklah (bisalah) beli hape," kata Yeni Yunita, yang biasa dipanggil Yuni. "Aku buat songket sepulang sekolah dan hari libur." Seorang pengrajin yang punya sejumlah perajin songket upahan, Hj Laila (51) mengatakan, pasar songket Sumatera Selatan buatan Desa Limbang Jaya dan Desa Tanjung Pinang sangat bagus,SANGAT DIMINATI.
"Saya menjual songket Ogan Ilir produksi desa ini tidak ke Kota Palembang, tapi ke Bengkulu, Lahat, dan kota-kota lain dengan kisaran harga Rp800 ribu hingga Rp2,5 juta " kata Laila, yang juga dikenal sebagai perancang motif songket Ogan Ilir. Camat Tanjung Batu mengakui, ada sejumlah desa yang memproduksi songket Palembang di wilayahnya, yaitu Limbang Jaya, Tanjung Pinang 1, Tanjung Pinang 2, Tanjung Laut, dan Desa Tanjung Dayang.

No comments:

AMARIS HOTEL